Tradisi Rasulan, Warga Wiro, Bayat, Klaten, Kirab Ingkung Kambing Kendit

 

Warga Wiro Bayat kirab ingkung kambing kendit dalam tradisi Rasulan. Minggu, (29/9/2024) 

 

Kasihinfo.com Bayat – Warga Dukuh Wiro, kecamatan Bayat, Klaten Jawa Tengah, kembali menyelenggarakan tradisi Rasulan ( bersih dusun) dengan  mengarak ingkung kambing kendit beserta 10 gunungan dan jhodang keliling dukuh setempat. Minggu, (29/9/2024)

kegiatan rasulan ini diadakan rutin setiap tahun, yaitu pada bulan Mulud. Jadi, kegiatan ini sekaligus Mulud Rasul, atau dalam rangka memperingati Maulud Nabi, dan juga sekalian rasulan atau bersih dusun. Sedangkan Rasulan  selalu dilaksanakan pada hari pasaran wage, dan biasanya dilaksanakan pada hari jumat atau minggu sesuai apa yang dilaksanakan para leluhur sebelumnya.

Ketua panitia kegiatan, Purwono, menyampaikan, kegiatan rasulan ini sebagai wujud syukur masyarakat Dukuh Wiro dan sekitarnya atas berkah yang diberikan Tuhan kepada mereka.

“Ini sebagai wujud syukur dari masyarakat atas hasil bumi, hasil pertanian saat musim tanam yang kedua ini hasilnya cukup baik. (juga wujud syukur) Dari (warga) yang bekerja di luar daerah, dan (dari) seluruh unsur masyarakat. Kita bersama-sama mengadakan kegiatan rasulan ini,” katanya.

Purwono mengatakan, start Kirab Budaya ini dari lokasi pagelaran wayang kulit. Peserta kirab menempuh jarak sekitar tiga kilo meter dengan mengitari Dukuh Wiro. Total ada 10 gunungan atau jodhang yang dibawa dalam Kirab Budaya ini. Dari panitia menyiapkan tiga jodhang. Sedang dari masyarakat menyediakan tujuh jodhang.

Dalam Kirab Budaya ini juga dikirab “ingkung” kambing kendit utuh.

“Ini sebagai syarat sarana wajib yang harus dipenuhi oleh dari dulu. Kambing yang punya kendit sabuh putih, yang berarti kesucian. Yang itu merupakan wujud syukur kita kepada Tuhan. Nanti (ingkung) kambing itu akan disajikan dalam pagelaran wayang kulit. Kita bagikan kepada masyarakat untuk dimakan atau dikonsumsi bersama-sama,” ungkap Purwono.

Pada Kirab Budaya ini, warga juga membawa tenong. Dan jumlahnya diperkirakan lebih dari 300 tenong. Dalam tenong itu diisi aneka makanan, jajanan, lauk pauk, buah-buahan, dan sebagainya.

“Tenongan ini untuk umum. Semua boleh mengambil. Dan apabila tenong itu habis atau kosong, itu semakin barokah. Masyarakat kalau membawa tenong, isinya habis, tenongnya dibawa pulang, malah merasa senang. Ini barokah,” tandas Purwono. 

Diperkirakan ada seribuan warga yang menghadiri Kirab Budaya ini. Karena masyarakat umum sudah mengetahui kegiatan rasulan ini.

“Dan insyaallah, kedepan, tradisi rasulan sebagai upaya pelestarian budaya ini akan diangkat ke tingkat kabupaten. Dan semoga, dari Pemerintah Kabupaten Klaten bisa menyikapi. Ini akan menjadi agenda pariwisata, utamanya dalam hal pelestarian budaya tingkat Kabupaten Klaten,” harap Purwono. 

Setalah didoakan, gunungan tersebut lalu diperebutkan oleh masyarakat yang datang. Dan dalam waktu sekejap, 10 gunungan itu pun habis diperebutkan warga yang hadir. Setelah itu, mereka makan bersama.

Salah satu warga, Ernawati mengaku senang bisa kembali mengikuti tradisi bersih dusun desa setempat. Selain bisa bersilaturahmi dengan  warga lainnya, ia juga berebut gunungan dan mendapatkan sayuran serta uang.

“ saya sangat seneng mas, bisa ikut kembali. Ini tadi ikut berebut dapat sayuran dan sejumlah uang. Ya semoga Berkah”, Katanya. (ist)

 

 

Lebih baru Lebih lama