Kasih
info.com Klaten – Jelang pelaksanaan kuliah kerja nyata /KKN atau kuliah kerja
terpadu, sebanyak 289 mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten mendapatkan
pembekalan selama dua hari di aula Universitas setempat.
Menurut laporan
dari ketua LPPM, Dr. H. Warsito Mpd, untuk pelaksanaan KKN tahun 2024 ini, dari
289 mahasiswa terbagi dalam 20 kelompok yang berada di 11 desa di Kabupaten
Klaten.
Kecamatan
Kebonarum, yang memiliki 7 desa yaitu desa Basin, Gondang, Karangduren, Malang
jiwan, Menden, Ngrundul dan Pluneng, semua desa digunakan tempat KKN mahasiswa
dengan masing-masing desa sebanyak dua kelompok.
Sedangkan
di kecamatan Klaten Tengah ada dua kelompok, kecamatan kalikotes ada tiga
kelompok, dua kelompok di desa Jomboran san sagu kelompok di desa Ngemplak.
Kecamatan
wedi ada satu kelompok di desa melikan dengan program mitigasi bencana.
“ untuk
yang di desa Ngemplak kam arahkan untuk pengembangan desa Pancasila
berkolaborasi dengan mahasiswa KKN dari UGM di desa setempat “, Kata ketua LPPM.
Sedangkan
rektor Unwidha, Prof. Dr. Triyono M. Pd., menjelaskan bahwa dalam Universitas
itu adalah tri dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian baik bagi dosen
maupun mahasiswa. Pendidikan yaitu perkuliahan atau tatap muka di kelas, sedangkan
penelitian salah satunya dalam bentuk tugas akhir atau skripsi, tesis dll, sedangkan
kegiatan KKN masuk dalam pengabdian dalam masyarakat.
Saat ini,
sebagain besar kegiatan KKN itu masuk dalam kegiatan intra kurikuler yang
artinya kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh universitas setempat.
Sedangkan
dalam pembekalan yang dilaksanakan selama dua hari ini, rektor Unwidha
berharap, mahasiswa KKN tersebut bisa mengenal
potensi desa masing-masing yang akan menjadi lokasi KKN, karen potensi setiap desa
berbeda. Dilihat dari sumber daya manusia yang ada. Karena proses pembangunan bisa
berjalan bagus karena aset sumber daya alam dan juga SDM nya.
“ Intinya dengan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada, para mahasiswa nanti
bisa membantu memberdayakan agar warga masyarakat menjadi lebih berdaya, dengan
potensi yang ada di desa” Kata Prof Triyono. (h-d)