Kasihinfo.com Klaten - Universitas Widya Dharma Klaten kembali menyelenggarakan
Sidang Senat Terbuka dengan agenda, melakukan wisuda untuk Program Magister,
Sarjana, dan Diploma angkatan LXXV Tahun
2023. Selasa, 17 Oktober 2023.
Dalam laporannya, wakil rektor bidang akademik, Dr. Purwo Haryono, M.Hum
mengatakan, pelaksanaan upacara
wisuda kali ini, dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Widya Dharma Klaten nomor : 996/A.51.01/UNWIDHA/X/2023 tanggal 2 Oktober 2023.
Unwidha
mewisuda dan melepas 431 orang lulusan yang
terdiri dari 27 orang dari Program Magister (M.Pd); 131 orang Sarjana
Pendidikan (S.Pd); 101 orang Sarjana Manajemen (S.M); 50 orang Sarjana
Akuntansi (S.Ak); 11 orang Sarjana Pertanian (S.P.); 32 orang Sarjana Teknik
(S.T); 35 orang Sarjana Komputer (S.Kom); 29 orang Sarjana Psikologi (S.Psi); 7
orang Ahli Madya Komputer (A.Md.Kom); 3 orang Ahli Madya Fisioterapi
(A.Md.Kes); dan 5 orang Ahli Madya Manajemen (A.Md.M).
“ Dengan demikian, sejak berdirinya Universitas
Widya Dharma Klaten sampai dengan hari ini telah berhasil meluluskan 29.647 orang;
yang terdiri dari 1.269 orang Magister Pendidikan; 648 orang lulusan Program Pendidikan Profesi
Guru; 642 orang Sarjana Muda; 24.304
orang Sarjana S-1; 508 orang Ahli Madya Diploma-III; dan 2.276 orang lulusan
Program Akta Mengajar-IV.” Katanya.
Wakil rektor
tersebut menambahkan, Wisudawan yang Lulus
dengan Predikat Pujian (Cumlaude) yaitu Ada 2 (Dua) orang lulusan dari
Program Magister (S-2); 152 (Seratus
Lima Puluh Dua) orang lulusan dari Program Sarjana (S-1); dan 5 (Lima) orang dari
Program Diploma (DIII).
Selain pelaksanaan wisuda angkatan
LXXV tahun 2023, juga dilaksanakan Pengukuhan Guru Besar Universitas Widya
Dharma Klaten yaitu Prof. Dr. Dra. Hj. Esti Ismawati,M.Pd. dalam bidang ilmu
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan Prof. Dr. Drs. H. Dwi Bambang Putut
Setiyadi, M.Hum. dalam bidang ilmu linguistik.
Dalam pidatonya, Prof. Dr.
Dra. Hj. Esti Ismawati,M.Pd. membacakan tentang, membelajarkan sastra pariwisata,
sastra rempah, sastra maritim secara terpadu untuk generasi emas Indonesia. Memasuki
era 5.0 dengan segala dinamikanya, membuat kita berpikir keras tentang generasi
seperti apa yang akan kita bangun dan kita siapkan, untuk mengisi cita-cita
yang sudah lama dipancangkan yakni generasi emas Indonesia pada 2045, dimana
memasuki 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“ Menyiapkan generasi emas
dari sudut pandang pendidikan satra dan bahasa Indonesia, dengan cara
membelajarkanya baik secara formal dan non formal, dan dalam proses
membelajarkannya itu, semua pakar sepakat jika Guru dan bahan ajar adalah kunci
utamanya.” Katanya.
Sedangkan Prof. Dr. Drs. H. Dwi Bambang Putut Setiyadi, M.Hum. dalam pidatonya mengatakan jika bahasa-bahasa di dunia ini memiliki variasi bahasa, salah satunya tingkat tutur, atau dalam bahasa jawa dengan istilah undo usuk. Dalam bahasa jawa terdapat tingkat tutur ngoko dan kromo. Untuk tingkat tutur ngoko memiliki tingkat tutur yang rendah sedangkan untuk kromo memiliki tingkat tutur yang tinggi. Kesantunan berbahasa tidak lepas dari konteksnya, sedang pemakaian bahasa ditentukan oleh faktor sosial, dan faktor situasional. Hal ini ditentukan bagaimana seseorang memilih ragam bahasa dalam situasi tuturnya.
Ragam bahas yang dipilih
haruslah sesua dengan komponen tutur yang melingkupinya, demikian ragam bahasa
kromo adalah sarana yang dipakai dalam tutur yang santun.
“ Saat ini terjadi tuturan
yang kurang empan papan atau tidak pada tempatnya. Orang mengeluarkan kata
kasar disembarang tempat, terutama pada saat kampanye, perdebatan di depan
publik, perbedaan pendapat, baik di TV, media sosial, maupun di jalanan.” Ungkapnya.
Pemakaian bahasa ragam kromo
diharapkan bisa membentuk sikap santun sekaligus mengurangi pemakaian tuturan
yang mendurgunakan bahasa, yaitu bahasa yang bersifat kasar, kotor dan menghina,
tanpa mempedulikan mitra tutur. Dari keprihatinan tersebut, diupayakan untuk
menyiapkan generasi penerus yang santun.
Generasi yang santun harus
dibentuk sejak dini, salah satunya dengan membiasakan menggunakan ragam bahasa
kromo salah satunya kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar. Terlebih didalam
ragam kromo berhubungan dengan sikap santun, sehingga dengan penggunakan ragam
kromo, secara otomatis sikap santun akan tertanam kepada peserta didik.
Sedangkan rektor
Universitas Widya Dharma Klaten, Prof. Dr. Triyono, M.Pd dalam sambutanya, mengatakan
hari ini Unwidha kembali melaksanakan sidang terbuka senat Tahun 2023, dengan
dua agenda pengukuhan dua guru besar dan pelaksanaan wisuda.
“ Hari ini Unwidha klaten
mengukuhkan dua orang Guru besar yakni Prof. Dr. Dra. Hj. Esti Ismawati,M.Pd.
yang merupakan guru besar pertama, dan Prof. Dr. Drs. H. Dwi Bambang Putut
Setiyadi, M.Hum. Guru besar kedua yang dikukuhkan di Unwidha Klaten. Rasa syukur
dan bangga atas pengukuhan guru besar tersebut, dan pengukuhan guru besar hari
ini juga menegaskan apa yang telah diperoleh dan apay yang telah dilakukan dua
orang doesn tersebut, melalui karya-karya akademiknya.” Katanya.
Ia berharap, pengukuhan
guru besar ini bisa menginspirasi dan memotivasi dosen lain untuk meningkatkan,
kinerja di dalam meraih, gelar dan karir tertinggi dosen. Dengan banyaknya dosen
yang dimiliki Unwidha yang bergelar doktor, Unwidha akan berpotensi
menghasilkan guru besar yang lebih banyak dalam waktu 5 tahun kedepan.
Sedangkan kepada para
wisudawan wisudawati, Rektor berpesan bahwa, proses wisuda bukanlah akhir dari
belajar, tetapi justru merupakan awal, dari perjalan dalam menjalani kehidupan
untuk menata masa depan yang lebih baik.
“ Ilmu yang diperoleh
dalam kegiatan perkuliahan, merupakan modal dasar, dalam menjalani kehidupan
diluar kampus. Tantangan di luar kampus jauh bervariasi, beragam dengan kualitas
dan kuantitasnya, serta tingkat kerumitan yang berbeda beda.” Pungkasnya. (H-D)