Kasihinfo.com Klaten
- Dicabutnya subsidi pupuk bagi petani
tembakau sangat dirasakan oleh para petani tembakau khususnya di Jawa Tengah.
Para petani tembakau berharap kedepan, ada praktisi yang bisa membuat formulasi
pupuk yang cocok untuk tanaman tembakau, sehingga dapat menringankan para
petani tembakau yang saat ini biaya produksinya semakin membengkak.
Hal tersebut disampaikan
oleh Teguh Sambodo, Sekjen Asosiasi Petani Tembakau Indonesia / APTI Jawa Tegah,
saat berkunjung ke Klaten Jawa Tengah. Pria yang sering disapa dengan panggilan
Nanang tersebut mengatakan jika saat ini tembakau dalam keadaan baik. Hanya
saja, petani tembakau mengeluhkan pupuk.
“ Saat ini petani tembakau
dalam keadaan baik, namun setelah adanya permentan nomer 10, bahwa tembakau
termasuk yang tidak diberikan pupuk bersubsidi, antara lain / za dan sp36,
akibatnya petani tembakau harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk
mendapatkan pupuk.” Katanya.
Sedangkan, PT pupuk Indonesia memastikan tanaman tembakau tidak lagi menjadi
komoditas yang mendapat alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah mulai juli
pada 2022 yang lalu.
Teguh Sambodo menambahkan,
seperti diketahui, tahun kemarin, petani tembakau DFC hasilnya sangat luar
biasa, hanya saja ada beberapa petani
tembakau jenis rajangan yang hasilnya kurang maksimal. Ia berharap, kedepan ada
praktisi bisa membuat formulasi pupuk yang cocok untuk tanaman tembakau,
sehingga dapat meringankan para petani tembakau, memperoleh hasil yang
maksimal. Sedangkan terkait permintaan tembakau jenis tertentu dari luar
negeri hingga saat ini tetap berjalan, sehingga kualitas tembakau tetap harus
dijaga. (h-d)