SULTENG --- Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan bahwa status hukum FKUB saat ini masih belum jelas dan belum terang benderang terkait upaya merawat kerukunan di masyarakat.
Hal itu disampsikan Ida Pangelingsir saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FKUB seluruh Indonesia di Hotel Sutan Raja , Kota Palu, Kamis (1/12)
Menurutnya program pada konferensi nasional di Tanjung Pinang dimantapkan pada Rakernas di Palu salahsatunya meningkatkan status hukum FKUB dari peraturan bersama menteri dalam negeri dan Kementerian agama menjadi keputusan presiden (Kepres) atau peraturan presiden (Perpres) Republik Indonesia,” katanya.
Ketua Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi FKUB Indonesia dengan tema “Meneguhkan kerukunan, membangun peradaban ini mengatakan perjuangan mereka sejak terbentuknya FKUB Juni 2016 di Bali, sebab mereka sudah merasakan ada gap (celah) antara provinsi, kabupaten dan kota lainnya dalam mengalokasikan anggaran.
“Ada yang besar, kecil atau tidak dapat sama sekali anggaran , itu tergantung selera pimpinan daerah masing-masing,” katanya.
Oleh karena itu, dirinya bersyukur untuk Sulteng, gubernur dan ketua DPRD memberi dukungan.
Dijelaskan sampai saat ini masih ada saja gubernur, bupati, wali kota yang belum paham arti kerukunan bagi bangsa Indonesia, sehingga FKUB sering dianggap sebagai pemadam kebakaran.
“Yang sering saya dengar kan sudah rukun untuk apa perlu anggaran. Ya seperti itu,” katanya.
Dikatakan meneguhkan kerukunan dan membangun peradaban, merawat kerukunan adalah kerja dengan tanggung jawab besar, namun sangat mulia.
“Modal dasar kita menjaga kerukunan, konsesus bernegara diantaranya Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Indonesia sangat bergantung dengan kerukunan, tanpa kerukunan tidak mungkin bisa membangun,” katanya.
Tanpa kerukunan menutut Ida Pangelingsir tidak terjadi kedamaian, stabilitas dan harmonisasi, tapi kekacauan yang justru akan terjadi. ( *Moch.Isnaeni* )