Kasihinfo.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk menekan kemiskinan ekstrem, mengoptimalkan kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam Rapat Koordinator PKH di Gedung Sunan Pandanaran (RSPD) Klaten, Selasa (24/05/2022) menyebutkan bahwa Kabupaten Klaten merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mengalami Kemiskinan Ekstrem dengan angka 12,80 % atau sekitar 151 ribu jiwa.
“Setelah Klaten menyandang kemiskinan ekstrem karena pasca dampak pandemi, dari 11 % kemudian naik. Kita sudah menyusun strategi dengan potensi APBD mulai dari perubahan hingga 2022, akan terus genjot program untuk menurunkan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Klaten,” papar Sri Mulyani.
Ia menyebut peran PKH dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sangat besar dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
Ia mengatakan masih ada beberapa warga yang tidak mampu, kemudian tidak masuk dalam DTKS. Mensiasati hal tersebut ia memberikan bantuan yang tidak terduga dan bekerjasama dengan BAZNAS untuk memberikan bantuan.
“Banyak aduan melalui media sosial (twitter, Instagram) langsung saya menindaklanjuti dan diteruskan Dissosp3akppkb (PKH, TKSK) langsung assesmen dan pada hari berikutnya sudah diberikan bantuan (bagi yang tidak mampu). Apabila kondisi mendesak saya hadir sendiri memberikan bantuan,” ujarnya.
Dikesempatan yang sama Kepala Disssosp3akppkb, Much Nasir melaporkan dengan diadakannya Rapat Koordinasi PKH merupakan bentuk komitmen dalam mengemban melaksanakan tugas dan mengawal tugas PKH dengan optimal.
“PKH merupakan program bantuan bersama masyarakat, yang syaratnya adalah DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial ) memiliki komponen yang ada seperti balita, anak sekolah (SD,SMP, SMA), lansia dan difabel,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa yang menerima berbeda jumlahnya bagi balita dan ibu hamil sejumlah Rp. 3 juta rupiah, SD sejumlah Rp.900 ribu rupiah, SMP sejumlah Rp. 1,5 juta rupiah, SMA sejumlah Rp. 2 juta rupiah, kemudian lansia dan disabilitas sejumlah Rp. 2,4 juta rupiah semua diterimakan selama tiga bulan sekali.
Ia memaparkan Klaten memiliki 213 orang pendamping PKH yang memiliki peta sebaran masing-masing.
Ia menyampaikan bahwa ada prestasi PKH dari Kemensos RI karena sudah mendorong graduasi terbanyak dari Kecamatan Cawas dan Kecamatan Wedi melakukan inovasi dengan adanya peken pinggul dan lainnya. Kemudian juga turut andil dalam menekan penurunan angka stunting.
“Kami Dissosp3akppkb mengawal PKH dengan optimal mendukung program Kabupaten Klaten menuju Klaten yang maju, mandiri, dan sejahtera yaitu dengan Klaten Tangkis (Tanggulangi Kemiskinan),”pungkasnya.
(ttr/kominfo-klt)