Kasihinfo.com Klaten - Sabtu malam, (26/3/2022) Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasioanl Indonesia (Permadani) Klaten, memwisuda sebanyak 24 orang siswa pranatacara Tuwin Pemedharsabda Bregada XVIII (angkatan ke-18). para peserta sendir tidak hanya berasal dari kabupaten Klaten saja, melain kan ada yang dari kabupaten Bantul, Boyolali dan kabupaten Sukoharjo.
Ketua Bidang Pendidikan DPD Permadani Klaten, Setya Rustanta mengatakan, para siswa yang diswisuda kali ini sudah menyelesaikan pendidikan selam 6 bulan, dalam satu pekan masuk dua kali pertemuan.hingga saat ini, sudah 400 an siswa yang sudah diwisuda oleh permadani.
“Mereka telah mengikuti pawiyatan selama 6 bulan efektif masuk seminggu dua kali, Selasa dan Jumat. Peserta wisuda tidak hanya Klaten saja tapi juga dari luar daerah, yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sukoharjo, “ujarnya.
Setya berharap, ilmu yang telah dipelajari para siswa selama 6 bulan ini, nantinya bisa berguna, terlebih dalam pengebdian di dalam masyarakat. nantinya tidak hanya mengembangkan potensi pribadi, namun juga dapat ikut serta melestarikan bahasa Jawa.
“nantinya, Kursus pamedar sabda dan pranatacara supaya bisa di implementasikan dalam masyarakat, membantu warga masyarakat saat membutuhkan pranatacara dalam berbagai acara, dan yang pasti dan terpenting, selalu ikut dalam melestarikan budaya dan bahasa jawa” tambahnya.
Dalam sambuatan bupati Klaten yang dibacakan oleh kepala dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Sri Nugroho menyambut baik dengan adanya Permadanidi Klaten. Menurutnya, Permadani selalu menggali, mengembangkan serta melestarikan budaya Jawa sebagai pendukung kokohnya budaya nasional.
Lanjutnya, Permadani merupakan salah satu tempat kursus panatacara dan pamedharsabda di Klaten dari tahun ke tahun telah menunjukan akuntabilitasnya, secara kuantitatif Permadani Klaten telah menghasilkan lulusan yang tidak sedikit, sementara secara kualitatif lulusannya telah diakui oleh masyarakat.
” Keberadaan alumni Permadani Klaten telah diakui oleh masyarakat dan tentunya masyarakat selalu memiliki kemampuan dan penguasaan ilmu dan tindakan yang layak. Permadani semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai pencetak kader bangsa yang intelek, beretika dan berbudi luhur dan mampu menjunjung tinggi martabat kemanusiaan” ungkap Sri Nugroho saat membacakan pidato Bupati Klaten.
Tri Nugroho Pujo Warono, salah satu wisudawan merasa bersyukur bisa belajar di permadani Klaten. Selama di permadani, ia bisa belajar bagaimana olah suara, olaha rasa, hingga cara penggunaan pakaian jawa yang sesuai. dan yang terpenting, ia berupaya ikut melestarikan budaya bangsa.
“nantinya ketika kita terjun ke dalam masyarakat, dan ketika dimintai bantuan dalam acara, semisal pasrah, tampi, atau pidato dengan bahasa jawa, kita sudah mempunyai bekal untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan. ya satu dua kali, kalu belum baik, kan bisa terus kita asah, biar menjadi lebih baik, yang terpenting, bisa ikut terjun ke masyarakat untuk melestarikan budaya dan bahasa jawa” ungkapnya.(h-d)