Kasihinfo.com Klaten – Proses pembelajaran
yang dilakukan secara daring selama pandemi, memberikan dampak bagi para siswa
selaku anak didik. Dampak tersebut salah satunya penurunan karakter pada siswa,
terutama dalam kemandirian.
Kepala SMPN 1 Jogonalan
Klaten, Endah Sulistyowati senin, (14/2/2022) mengatakan, penurunan karakter
para siswa setempat sangatlah besar, salah satunya terkait kedisiplinan para
siswa. dikarenakan saat pembelajaran daring dirumah, banyak orang tua tidak
berada dirumah karena bekerja, sehingga kurang pengawasan dan pendampingan,
yang mengakibatkan menurunnya pembentukan karakter anak.
“misalkan disiplin, kami masih banyak menemukan
kedisiplinan anak, dimana kedisiplinan anak tidak seperti disaat mereka belajar
disekolah. Para orang tua banyak yang bekerja di luar rumah, sehingga para
siswa sendiri dirumah, sehingga kontrol para orang tua kepada anaknya sering
tidak dilakukan, jadi secara umum terjadi penurunan sikap dalam pembentukan
karakter anak” katanya.
sesuai anjuran dan instruksi
dari SMPN 1 Jogonalan, saat pelaksanaan daring, sekolah fokus terhadap anjuran kebiasan
siswa untuk mandi dan pemakaian seragam dengan benar. Hal tersebut menjadi
fokus pihak sekolah mengingat, dari hasil menanyakan kepada para siswa, ketika
hendak mengikuti pembelajaran secara daring, banyak yang tidak mandi terlebih
dahulu. selain itu banyak para siswa saat mengikuti daring, hanya menggunakan
seragam bagian atas saja, sedangkan celana menggunakan celana biasa dan bukan
seragam.
“sesui dari hasil menanyakan
lansung kepada para siswa, banyak dari mereka mengikuti belajar secara daring
tanpa mandi terlebih dahulu. kemudian penggunaan seragram dan atribud sekolah
tidak secara benar, dan hanya menggunakan pakaian saja dengan celana biasa dan
bukan seragam. kemudian kedisiplinan para siswa dalam mengerjakan tugas, dimana
kalau tugas tidak ditanyakan oleh para guru, siswanya pun tidak mengerjakan dan
mengumpulkan tugas” imbuh bu endah.
Berbagai antisiapai telah
dilakukan oleh sekolah setempat guna mengembalikan penurun karakter yang
terjadi saat pelaksanaan pembelajaran daring, mengingat sekolah setempat
sebagai sekolah yang berbasis karakter. kedisiplinan para siswa meningkat,
salah satu contohnya, jarang dijumpai para siswa yang datang terlambat,
walaupun jam masuk sekolah pukul 6, lebih 45 menit.
Terkait penutupan beberapa
sekolah akibat adanya yang terpapar covid 19, menurut Endah itu justru lebih aman
baik bagi guru, karyawan hingga para siswa, sehingga bisa meminimalisir
penyebaran covid 19 di lingkungan sekolah. Hingga kin, sekolah setempat
memprioritaskan kesehatan, pasalnya jika tanpa memprioritas kesehatan dan ketika
timbul akan klaster maka akan lebih rumit dalam penanganannya. Edah berharap, situasi
bisa pulih kembali seperti sedia kala, dan proses pembelajaran bisa dilakukan
secara tatap muka dengan 100 persen siswa.
salah satu siswa, fajar
mengaku lebih menyukai proses pembelajaran tatap muka dibandingkan secara
daring. pasalnya bisa lebih paham dan lebih jelas terhadap materi apa yang
diberikan oleh bapak ibu guru. ditambah lagi disekolah bisa bertemu dengan
teman-teman, menambah semangat dalam pembelajaran.
“ kalau menurut saya lebih
enak belajara secara tatap muka mas, karenaselain banyak teman yang bisa
menambah semangat belajar, juga penerimaan serta poemahaman materi dari guru
lebih mudah” katanya
siswa lainnya, Delvi olanda
menaku , pembelajaran secara tatap muka lebih mudah ia pahami, dan juga mengaku lebih bagus nilainya setelah dilakukan
sekolah tatap muka.
“saya lebih mudah menyerap
materi saat pembelajaran secara langsung. dan hasil nilai saya lebih baik saat
sekolah tatap muka dibandingkan saat daring” kata delvi. (h-d)