Bian dan Hazel siswa SMPN 2 Klaten, saat menunjukkan kran air otomatis tanpa sentuh karya mereka.
Kasihinfo.com Klaten - Covid 19 yang sampai saat ini penyebarannya masih meluas ternyata tidak serta merta ditanggapi selalu negatif. Tetapi ada nilai-nilai positif hikmah dibalik itu semua. Contoh saja Bian dan Hazel siswa SMPN 2 Klaten menangkap ide dan gagasan cemerlang yang kemudian memunculkan kreatifitas baru membuat kran air otomatis tanpa sentuh untuk menghindari penularan covid 19 saat mereka melakukan cuci tangan di sekolahnya.
Dua siswa SMPN 2 Klaten, Jawa Tengah ini mampu menciptakan kran air otomatis atau kran air tanpa harus menyentuh krannya yang sejak beberapa waktu yang lalu diperkenalkan dan digunakan disejumlah sekolah di Klaten. Kran air otomatis tersebut diklaim dapat mengurangi potensi persebaran dan penularan Covid-19 sekaligus sangat cocok mendukung adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi baik di sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di tempat-tempat umum lainnya.
Sejumlah informasi yang dihimpun kedua siswa yang berhasil merangkai beberapa komponen menjadi kran air otomatis itu adalah Febrian Abidimas Wijayaka alias Bian adalah siswa kelas VIII B dan Nathanael Hazel Christian Yogabrata alias Hazel siswa kelas VII B di SMP N 2 Klaten.
Awal mendapatkan ide dan gagasan yang kemudian memunculkan kreatifitas membuat kran air otomatis ini bermula dari munculnya pandemi Covid-19 sejak pertengahan Maret lalu. Atas peristiwa itu Bian dan Hazel berkolaborasi dalam rangka menjaga protokol kesehatan dan sekaligus upaya pencegahan Covid-19 yang paling dibutuhkan adalah tersedianya tempat cuci tangan pakai sabun.
Namun demikian Bian dan Hazel masih melihat banyaknya tempat cuci tangan itu dinilai masih belum sempurna karena pencuci tangan harus menyentuh kran air. Hal ini dinilainya dapat menjadi celah munculnya potensi persebaran dan penularan virus corona di tengah masyarakat.
Melihat kondisi seperti itu, Bian dan Hazel kemudian memiliki ide dan gagasan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ide tersebut dikonsultasikan ke para guru di SMPN 2 Klaten.
Dari pembicaraan yang panjang dan diskusi dengan para guru yang kompeten tersebut, muncullah ide dan gagasan untuk membikin kran air otomatis tanpa sentuh. Prinsipnya, pencuci tangan tidak perlu memegang kran air saat mencuci tangan. Dengan mengurangi sentuhan tersebut, persebaran dan penularan virus corona dapat dicegah.
Walaupun Bian dan Hazel beda kelas di sekolahnya tetapi keduanya sudah saling mengenal karena sama-sama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotik di sekolahnya SMPN 2 Klaten. Bahkan keduanya juga mengikuti pelatihan di Autobot School yang dibimbing oleh para mentor yang profesional di Klaten. Dengan demikian, keduanya sudah memiliki dasar-dasar terkait dengan teknologi robotic.
Itulah sebabnya mereka kemudian mulai mengumpulkan berbagai komponen pendukung seperti resistor, valve listrik 12 V, adaptor 12 V, box, kran air, V-ring 3/4, socket power 12 V, kabel jumper, regulator 7805, kikir, bor, LED, solid state relay (SSR), switch, sensor infra merah, dan transistor tip 32 C.
Dari berbagai komponen tersebut Bian dan Hazel kemudian merangkainya menjadi kran otomatis. Alat yang digunakan merangkai adalah solder, kikir, dan bor.
Pasa saat merangkai komponen-komponen di atas menurut keduanya sempat terjadi korsleting sebanyak dua kali. Setelah itu diperbaiki lagi sampai aman dari korsleting dan pembuatan kran air otomatis itu berjalan lancar. "Semoga kran ini dapat bermanfaat ke masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujar Bian, kepada awak media Senin (05/10/2020).
Cara kerja kran otomatis bikinan Bian dan Hazel adalah pada awalnya sensor mendeteksi pantulan cahaya pada saat tangan didekatkan ke sensor yang berada di bawah keran, kemudian lampu indikator menyala dan katup valve terbuka sehingga air dapat keluar secara otomatis. ,Cara kerjanya cukup sederhana " ujar Bian didampingki Kepala Sekolah SMPN 2 Klaten H. Ismadi.
Menurut Ismadi beberapa keunggulan kran otomatis ini, yakni tanpa disentuh, hemat air, ramah lingkungan, dan biaya terjangkau dan oleh karenanya aksi kedua siswa itu mendapatkan apresiasi dari pihak sekolah yang kemudian hari ini dilakukan launching oleh PLT. Bupati Klaten .
"Saya sendiri mendukung penuh kegiatan siswa yang ingin berkreatifitas di tengah pandemi. Saya mendukung sepenuhnya kreativitas kedua siswa ini. Ke depan, sekolah juga akan memberikan penghargaan kepada kedua anak itu. Biar anak semakin termotivasi dan bangga," kata Ismadi.
Ismadi mengatakan kran otomatis bikinan Bian dan Hazel sangat dibutuhkan di tengah pandemi Covid-19. Salah satu protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang urgen, yakni tersedianya tempat cuci tangan pakai sabun.
Ketua Komite SMPN 2 Klaten H. Moch.Isnaeni memberikan apresiasi yang tinggi atas munculnya ide dan gagasan yang kemudian memunculkan kreatifitas baru membuat dan mewujudkan gagasan itu yakni membuat kran air otomatis tanpa sentuh yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. 'Kami sangat menghargai dan memberikan apreasi yang tinggi kepada Bian dan Hazel atas karya nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat" ujarnya. (Moch.Isnaeni )