Acara bilur Tuhan di panti paroki Klaten (15/12/2019) |
Kasihinfo.com Klaten - Paroki Santa Maria Assumpta Klaten mengadakan acara Bincang-Bincang Luhurkan Tuhan (Bilur Tuhan) di panti paroki setempat pada Jumat (15/12/2019).
Acara Bilur Tuhan yang menampilkan narasumber Vikep Semarang Rama Antonius Budi Wihandono Pr ini mengusung tema “Mengapa harus berekaristi?”
Bilur Tuhan diikuti 90 peserta dari Paroki Klaten dan Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi.
Dalam Bilur Tuhan ini Rama Budi Wihandono menyampaikan, tantangan hidup beriman yang ada di tengah Gereja yaitu paham subyektifitas. Dimana umat melakukan tindakan yang mereka anggap benar, namun sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Gereja.
“Misalnya, ada keluarga yang tidak mau membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena beranggapan melanggar hak asasi manusia. Sedangkan Gereja mengajarkan agar keluarga segera atau di minggu-minggu pertama bila terjadi kelahiran untuk segera membaptiskan anaknya,” kata rama.
Rama Budi Wihandono menyatakan, belakangan ini banyak umat Katolik yang imannya mandeg. Karena sudah sekian puluh tahun imannya tidak berkembang, baik dalam bidang liturgi, edukasi, aksi, dan administrasi.
Dalam bidang liturgi, umat merasa puas dan cukup kalau sudah bisa mengikuti perayaan Ekaristi di hari Minggu. Di edukasi, umat merasa sudah cukup kalau bisa menghafal doa-doa pokok Gereja. Mereka tidak mau lagi mempelajari iman Katolik yang bisa meneguhkan imannya.
“Hal inilah yang menyebabkan umat kalau ditanya orang lain tidak bisa memberi jawaban. Selain itu, umat kurang memiliki semangat pelayanan kepada orang lain. Pelayanan yang mereka lakukan hanya untuk dirinya sendiri,” ujar rama.
Pada kesempatan itu Rama Budi lalu bertanya kepada umat: Mengapa kita harus berekaristi?
Inti dari Ekaristi adalah pengorbanan Yesus untuk keselamatan. Pengurbanan itu berupa penyerahan Tubuh dan Darah-Nya yang menjadi wujud cinta-Nya yang tak terbatas.
“Tuhan memerintahkan kita untuk berekaristi agar kita dapat menikmati cinta Tuhan yang menyelamatkan. Ekaristi adalah cara Tuhan memelihara kita,” terang rama.
Saat mengakhiri sarasehan, Rama Budi mengajak umat agar memandang Ekaristi secara benar dan menghasilkan buah-buah keselamatan untuk orang lain, tidak hanya untuk dirinya sendiri. (fx pardiman/ls)