Peserta pelatihan budidaya jamur tiram
berfoto bersama narasumber, Jumat (20/12/2019).
|
Kasihinfo.com Wedi
– Bertempat di Show room Gudang pengolahan Wedi Birit dan eks Gudang Pengolahan
Sorogedug, sekitar 50 orang yang berasal dari wilayah kerja PT Perkebunan
Nusantara (PTPN) X mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram,
jumat(20/12/2019).
Dengan mnegusung
tema, “Melalui pelatihan budidaya jamur tiram kita tingkatkan kesejahteraan
masyarakat dan gemar mengkonsumsi jamur sebagai menu sehat” pelatihan
menampilkan narasumber Prof. Bambang Hadi Sutrisno dari Universitas Gajah Mada
(UGM) Yogyakarta.
Dalam sambutanya, General Manager Kebun Klaten Erna Anastasia DE mengatakan,
Pelatihan budidaya jamur tiram ini bertujuan untuk
pertama, memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan teknis
budidaya jamur tiram bagi peserta pelatihan. Kedua, meningkatkan minat
masyarakat terhadap peluang bisnis jamur tiram khususnya masyarakat di sekitar
wilayah kerja PTPN X. Dan ketiga, membina calon mitra dalam bisnis jamur tiram
PTPN X dengan konsep inti-plasma yang saling menguntungkan.
“ selain untuk menambah pengetahuan budidaya tentang jamur tiram, juga
meningkatkan masayarakat dalam peluang bisnis jamur tiram di wilayah kerja PTPN
X. kata Erna.
Dalam pelatihan budidaya jamur tiram ini
diikuti 50 peserta, terdiri dari 30 orang dari Anggota P3RI Anak Cabang
Surakarta, 8 orang dari keluarga karyawan, 2 orang dari IIKB, dan 10 orang dari
masyarakat umum sekitar lokasi Gudang Pengolah Sorogedug. Hadir dalam pelatihan
budidaya jamur tiram ini Ketua P3RI Anak Cabang Surakarta Hartono Jumadi dan
Direktur Utama PTPN X yang diwakili Sekretaris Perusahaan Suryanto.
Erna Anastasia DE menjelaskan, Kebun Kebonarum,Gayamprit,Wedibirit
atau Kebun Klaten adalah salah satu unit usaha strategis PTPN X yang bisnis
utamanya adalah bergerak di bidang produksi tembakau bahan baku cerutu. Dalam perkembangannya,
sejalan dengan program optimalisasi aset milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Kebun Klaten telah merintis usaha baru berupa budidaya jamur tiram yang
berlokasi di eks Gudang Pengolah Sorogedug.
“Bisnis jamur
tiram yang dijalankan saat ini berupa produksi baglog sampai dengan proses
budidaya serta pemasaran jamur segar. Konsep pengembangan ke depan dirancang
untuk melibatkan masyarakat di sekitar wilayah kerja kebun Klaten dengan model
inti-plasma. Kebun Klaten sebagai inti, dan masyarakat sekitar atau umum
menjadi plasma dengan konsep bisnis yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Erna Anastasia DE menyatakan, bisnis jamur
tiram yang dikembangkan di Kebun Klaten ini mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Buktinya, ada permintaaan dari masyarakat agar diadakan pelatihan budidaya
jarmur tiram bagi mereka. Karenanya, permintaan dari masyarakat itu perlu diakomodir
dengan baik.
“Pelatihan dengan
model pemberian pengetahuan atau materi dan tinjau langsung ke lokasi (on the spot) ini diharapkan akan dapat
menambah wawasan, ketrampilan teknis, dan menarik minat peserta pelatihan dalam
bisnis jamur tiram,” harapnya.
Dalam pelatihan
tersebut, tidak hanya secara teori saja yang diberikan sebagai materi, namun
peserta juga diajak melakukan tinjau langsung ke lokasi budidaya, dan sekaligus
,melakukan praktek lapang, dan diakhir pelatihan seluruh peserta pelatihan di
berikan baglog jamur.